Buruh, Bukan Sang Pesuruh
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ
فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
(١٠: سورة الـجـمـعـة) تُفْلِحُونَ لَعَلَّكُمْ كَثِيرًا اللَّهَ وَاذْكُرُوا
Artinya : “ Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung. “ (Q.S Al-Jumuah : 10)
Buruh, Bukan sang Pesuruh
Subuh memulai cerita
Wal
fajr
Bangunkan jiwa-jiwa bersahaja
Tapak ramah ke segala arah
Kadang memaksa
Asam urat beratkan usaha
Sakit tak dirasa
Basuh wudhu hikmat dalam doa
Kemana?
Memetik karunia jawabnya
Lalu menatapnya menuju entah
Menjual tenaga demi sebuah upah
Buruh kasar tak berkerah
Tidak!
Kau tidak bergelut dalam kapitalisasi
Tidak diangkut truk angkut sapi
Hanya pesuruh, kuli atau pemanen padi
Gambaran banyak bon harus dilunasi
Mengapa serabutan sendiri?
Kolegamu sibuk mengadili
Turun ke jalan tuntut harga tinggi
Sejahtera tak jua merestui
Kerja rodi pada singa-singa industri
Membuka mata tirai nurani
Tidakkah kau ikut aksi?
Berpayung umbul-umbul kemarahan
Memegang pentungan
Melawan saat dibubarkan
Atas nama hak perjuangan
Benar!
Kau pekerja mandiri
Tanpa batas pagar besi
Dijemput petang diantar pagi
Atau shift
silih berganti
Hanya bermodal baju lusuh ini
Tanpa sepatu bot melindungi
Ijasah jauh dari memadai
Kau bukan gembala pengusaha
Diteriaki mandor tanpa uang transport
Dikontrak sebagai roda penggerak
Menyulap bahan baku
Menjadi rokok atau sepatu
Berharap dijauhi PHK setelah itu
Buruh
Lebur
ora weruh
Diganduli
sewa rumah, sekolah, kuliah
Digawangi lapar gemetar
Genggaman tangan kapalan
Bekas paculan, semen adukan, pikulan
Sekali saja
Tidakkah kau ingin bersama mereka
Memperbaiki kehidupan
Melalui toa meminta perhatian
Duhai, Ananda
Bumi Allah jangan dimaki
Untuk apa beradu caci?
Sudah kumuh keringat tak berarti
Shalatlah dengan tunai
Jangan kreditkan karena hasil tak sesuai
Allahumma
‘afini fi badani
Indah nikmat sehat anak istri
Dengar panggilan Illahi pembuka rezeki
Melihat seisi bumi mencari sesuap nasi
Dalam semesta,
Asma’-Nya begitu sempurna
Dan bumi bagaimana dihamparkan
Penuhi ketaatan pada-Nya
Sujud panjang Qiyamullail juga Dhuha
Bertebaranlah setelahnya
Akan dicukupkan karunia-Nya
Yakin harga sebuah percaya
Fabiayyi
alaa irabbikuma tukadzdziban
Jangan menyalahkan takdir
Menghujat majikan kikir
Melempar hal bathil
Ya
Razaq ya Fattah
Allah sebaik-baik juragan
Menguatkan saat siang kepayahan
Melapangkan di malam kesempitan
Ya,
benar kau buruh
Bukan sang pesuruh
Kau ksatria tanpa keluh
Betapa Allah menyayangimu
Begitu pula aku
***
Puisi ini merupakan karya Ika Desianna, juara 2 Lomba Cipta Puisi Eksis FE Unnes 2016.
Buruh, Bukan Sang Pesuruh
Reviewed by Eksis Solusi FE UNNES
on
3:49 PM
Rating:
No comments