Guru Wanita Pertama dalam Islam

Assalamualaikum....

    Mempelajari shirah Nabawiyah, memang membuat kita menyadari banyak hal. Diantaranya tentang akhlak para sahabat dan shahabiyah yang menjadi suri tauladan bagi umat islam. Terkadang Kisah yang haru, penuh perjuangan, bahkan suka duka menjadi rangkaian cerita “real story” yang sampai kapan pun akan indah dikenang masa. Maka, bagi kita yang merupakan generasi setelah Rasuullah, ada baiknya belajar dari kisah-kisah para shahabat-shahabiyyah tersebut, agar bisa mengambil hikmahnya dan menerapkan dalam kehidupan saat ini.
       Kajian Muslimah D’Gia pada kesempatan kali ini, Jumat (17/10) mengusung tema “Guru Wanita Pertama dalam Islam”. Ada yang bisa jawab, siapa guru wanita pertama dalam Islam? Jawabannya adalah Asy-Syifa’ binti Abdullah bin Abdi Syams bin Khalaf bin Sadad bin Abdullah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab al-Qurasyiyyah al-Adawiyah. Asy-Syifa’ ra menikah dengan Abu Hatsmah bin Hudzaifah bin Adi dan Allah mengaruniakan seorang anak kepada beliau yang bernama Sulaiman bin Abi Hatsmah.
     Asy-Syifa merupakan salah satu figur teladan kaum hawa. Beliau membuktikan bahwa kaum hawa tidak hanya mengurus rumah tangga namun juga bisa berkarya dan berprestasi. Lalu, apa keistimewaan shahabiyyah yang satu ini
1. Beliau termasuk golongan muslimah yang utama
    Asy-Syifa’ ra masuk Islam sebelum hijrahnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam dan beliau termasuk muhajirin angkatan pertama dan termasuk wanita yang berba’iat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliaulah yang disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala:
Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia bahwa mereka tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Mumtahanah: 12)
2.          Di masa jahiliyyah Asy-Syifa’ telah dikenal sebagai guru dalam membaca dan menulis. 
    Tatkala beliau masuk Islam beliau tetap memberikan pengajaran kepada wanita-wanita muslimah tanpa mengharap pamrih. Oleh karena itulah, beliau disebut sebagai ‘guru wanita pertama dalam Islam’. Salah satu murid Asy-Syifa’ adalah Hafshah binti Umar bin Khatthab ra istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.
3.      Asy-Syifa sebagai Ahli Ruqyah sejak sebelum memeluk islam.
    Telah diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam meminta kepada asy-Syifa’ untuk mengajarkan kepada Hafshah tentang menulis dan sebagian Ruqyah (pengobatan dengan doa-doa). Ketika telah memeluk islam, Asy-Syifa melakukan ruqyah dengan lafal doa-doa kepada Allah .
     
      Demikian keutamaan shahabiyyah Asy-Syifa binti Harits yang semoga menjadi alarm bagi para muslimah. Bahwa muslimah dapat berkontribusi dalam dakwah. Karena tidak hanya kaum pria, muslimah pun berhak atas pahala dan syurga. So, islam menunggu sepak terjang para muslimah yang  cerdas nan kreatif.
Guru Wanita Pertama dalam Islam Guru Wanita Pertama dalam Islam Reviewed by Eksis Solusi FE UNNES on 2:44 AM Rating: 5

No comments