Momentum Sumpah Pemuda : Pemuda, Lain Dulu Lain Sekarang
A
: Ingat sekarang tanggal berapa ?
B
: mmm....bentar lihat kalender dulu.
Tanggal
28 Oktober.
A : Trus ?
B : Lha terus kenapa?
A : Di tanggal itu apa yang
istimewa ?
B : Mmm... apa yah? Lupa....
A : Kamu masih muda kok udah
lupa sama sejarah
B : Iya maaf.... emang ada hal
istimewa apa sih?
A : Penasaran ? Pengin tahu
jawabannya?
B : Pastinya pengin tahu, cepet
kasih tahu
A : Yuk capcus bareng ke PKM
Joglo
B : Lho ngapaian kesitu?
A : Jawaban pertanyaan mu ada
di Kasela Spesial Sumpah Pemuda
B : Yaudah tunggu apa
lagi...yuk kesana.
YukKajian YukShare...
Kasela kembali hadir dengan
tema yang sangat menarik untuk disimak “Pemuda, Lain Dulu Lain Sekarang”. Pas
sekali dengan momentum sumpah pemuda 86 tahun silam. Lalu kenapa peristiwa tgl
28 Oktober 1928 itu harus diingat, dikaji, didiskusikan? Toh itu telah menjadi
bagian dari sejarah?
Benarkah peristiwa itu hanya
menjadi bagian dari sejarah? Menjadi kenangan yang lapuk dimakan masa dan hanya
tercantum dalam buku pelajaran Sekolah Dasar. Semoga kita bukanlah pemuda yang
berpikir seperti itu. Mahasiswa haruslah peduli dengan sejarah. Minimal ada
hikmah dan pembelajaran yang bisa kita petik dari peristiwa masa lalu.
Hadir sebagai pembicara adalah
mas Dwika dari Fakultas Teknik.
Ada quote yang sering kita
dengar : “Berikan aku 1.000 orang tua niscaya akan kucabut semeru dari akarnya,
beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia”. Kata-kata yang luar biasa
menginspirasi, penuh semangat dan pengharapan kepada para pemuda. Namun masih
kah ucapan Bung Karno tersebut relevan diterapkan pada masa sekarang?
(jawabannya ada di hati kalian maisng-maisng).
Bila menelisik lebih jauh lagi,
akan timbul pertanyaan “Apakah Rasulullah masih menjadi pemuda saat terjun di
dunia dakwah?”. Rasulullah diangkat menjadi rasul di usia yang bisa dibilang
tak lagi muda. Tapi sesungguhnya kiprah Rasulullah telah dimulai sejak beliau
masih belia. Sebut saja ketika terjadi sengketa saat memindahkan Hajar Aswad.
Rasulullah bisa menawarkan solusi brilian yang diterima oleh para kabilah pada
masa itu. Gelar Al Amin sudah beliau sandang karena kejujuran yang tak pernah
ternoda.
Masih ingat dengan tokoh revolusioner Muhammad Al Fatih ?
Beliau berhasil menaklukan Konstantinopel di usia yang masih belia. Tidak
dipungkiri ada beberapa kisah pemuda lainnya yang juga berhasil mengubah dunia.
Dunia ini dihuni oleh 2 karakter yaitu : golongan tua dan
pemuda. Masing-masing memiliki formulanya yang unik dan khusus. Golongan tua mengedepankan
musyawarah, penuh pertimbangan, kehati-hatian, cenderung lamban bahkan mungkin
kaku. Lain halnya golongan pemuda yang emosional, penuh semangat, bergerak
cepat, fleksibel pada perubahan zaman dan inovator sejati. Namun keduanya
sebenarnya sama-sama berjuang dengan formula dan karakternya masing-masing.
Bagaimana
pemuda bisa berperan dalam dunia dakwah ?
Pemuda memiliki banyak waktu,
media, kesempatan untuk menuntut ilmu. Maka pergunakanlah senjata ilmu untuk
mengubah dunia. Jadilah master dan expert di bidang kalian masing-masing.
Gunakan akademis dan kompetensi untuk berdakwah dan mensyiarkan Islam.
Kadang kita “lebih tergoda
untuk menjadi orang biasa saja”. Mempunyai banyak waktu luang, hidup tenang dan
datar-datar saja. “Padahal tiap orang mempunyai mata aiar kepahlawanan “, tutur
mas Dwika. Mata air itu akan mengalir keluar, jika dibiarkan maka akan
tergenang. Genangan itu akan pupus diterpa sinar matahari atau membusuk menjadi
sarang penyakit. Sebaliknya jika aliran mata air itu menempuh suatu rute, atau
alur, maka amata air itu akan terus mengalir tanpa pernah berhenti.
Apa
yang dipunyai pemuda zaman dulu?
Mereka memiliki suatu formula
tersendiri untuk berjuang. Misalnya saat pertentangan waktu kemerdekaan mereka
merumuskan strategi apa yang tepat. Selain itu pemuda zaman dulu memiliki
kejelasan visi. Sehingga dalam merumuskan strategi dan pergerakannya, mereka
memiliki tujuan yang jelas.
Apa
yang tidak dipunyai pemuda zaman sekarang?
Tidak adanya visi yang jelas.
Pemuda bergerak tanpa ada sinergi dengan kelompok pemuda yang lain. Sehingga
hasil yang dicapai belum maksimal. Formula pemuda masa lalu mungkin sudah tidak
relevan untuk diterapkan masa sekarang. Karena kita mengahapi era yang berbeda,
musuh yang berbeda dan tantangan yang berbeda pula.
Sehingga perlu adanya kesatuan
visi, kemauan yang kuat, lalu perumusan strategi menuju sinergi. So, mulailah untuk berbenah diri.
Jika pemuda masa lalu berhasil mengukir sejarah dengan Sumpah Pemuda-nya, maka
marilah kita buat goresan karya kita di jalan dakwah ini dengan warna tinta
masing-masing. Sehingga akan tercipta padu padan warna yang unik, indah dan
tentunya menginspirasi generasi pemuda lainnya.
Momentum Sumpah Pemuda : Pemuda, Lain Dulu Lain Sekarang
Reviewed by Eksis Solusi FE UNNES
on
9:22 AM
Rating:
No comments